INGET GAN KALAU HABIS MINUM KOPI CLENG INGET ISTRI DI RUMAH
Bandung Slahsatu Pusat Hiburan Cewe Cewe Penjual Kopi Cleng Banyak Gan di Bandung Silahkan Jalan Jalan Cari Yang Jual Kopi Cleng Miracle Coffee Sufran Limmit di Wiliyah Bandung adalah nama sebuah kota dan digelari nama "Paris van Java"
karena keindahannya. Luas wilayah 167,3Km2, Jumlah penduduknya 2,8 juta
jiwa ( Sensus 2007 ), Kota Terpadat ke - 3 di Indonesia, setelah Kota
Jakarta dan Kota Surabaya, dibagi dalam 30 Kecamatan, pada setiap
liburan Kota Bandung sering dibanjiri wisatawan domestik maupun
non-domestik, Kota Bandung juga terkenal sebagai Kota makanan, karna di
sinilah anda dapat menemui berbagai makanan khas Kota Bandung maupun
dari luar, Kota Bandung berhawa sejuk dan dingin. Kota Bandung memiliki
sebuah Bandara Udara Internasional( Husein Sastranegara ). Di Kota ini
juga terdapat banyak Perguruan Tinggi ( Yang terkenal : 1. Institut
Teknologi Bandung ( ITB )dan Universitas Padjajaran ). Kota Bandung
adalah ibukota Provinsi Jawa Barat.
Sejarah
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung Yang Jual Kopi Cleng di khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.
Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
No Masa Jabatan N a m a
1 1906-1907 E.A. Maurenbrecher (exofficio)
2 1907-1908 R.E. Krijboom (exofficio)
3 1909-1910 J.A. van Der Ent (exofficio)
4 1910-1912 J.J. Verwijk (exofficio)
5 1912-1913 C.C.B. van Vlenier dan
1913-1920 B. van Bijveld (exofficio)
6 1920-1921 B. Coops
7 1921-1928 S.A. Reitsma
8 1928-1934 B. Coops
9 1934-1936 Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr
10 1936-1942 Mr. J.M. Wesselink
11 1942-1945 N. Beets
12 1945-1946 R.A. Atmadinata
13 R. Siamsurizal
14 1946-1949 Ir. Ukar Bratakusumah
15 1949-1956 R. Enoch
16 1956-1966 R. Priatna Kusumah
17 1966-1968 R. Didi Jukardi
18 1968-1971 Hidayat Sukarmadijaya
19 1971-1976 R. Otje Djundjunan
20 1976-1978 H.Ucu Junaedi
21 1978-1983 R. Husein Wangsaatmaja
22 1983-1993 H. Ateng Wahyudi
23 1993-1998 Wahyu Hamidjaja
24 1998-2003 Aa Tarmana
25 2003-sekarang H.Dada Rosada
Masa Peristiwa
1488 Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran
1799 Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni
1811 Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung
1906 Gemeente Bandoeng
1917 Burgemeester Van Bandoeng yang pertama
1926 Staadsgemeente Bandoeng
1942 Bandung Si
1945 Pemerintah Nasional kota Bandung
1949 Haminte Bandung
1950 Kota Besar Bandung
1957 Kotapraja Bandung
1966 Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung
1974 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Sejarah
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung Yang Jual Kopi Cleng di khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.
Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
No Masa Jabatan N a m a
1 1906-1907 E.A. Maurenbrecher (exofficio)
2 1907-1908 R.E. Krijboom (exofficio)
3 1909-1910 J.A. van Der Ent (exofficio)
4 1910-1912 J.J. Verwijk (exofficio)
5 1912-1913 C.C.B. van Vlenier dan
1913-1920 B. van Bijveld (exofficio)
6 1920-1921 B. Coops
7 1921-1928 S.A. Reitsma
8 1928-1934 B. Coops
9 1934-1936 Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr
10 1936-1942 Mr. J.M. Wesselink
11 1942-1945 N. Beets
12 1945-1946 R.A. Atmadinata
13 R. Siamsurizal
14 1946-1949 Ir. Ukar Bratakusumah
15 1949-1956 R. Enoch
16 1956-1966 R. Priatna Kusumah
17 1966-1968 R. Didi Jukardi
18 1968-1971 Hidayat Sukarmadijaya
19 1971-1976 R. Otje Djundjunan
20 1976-1978 H.Ucu Junaedi
21 1978-1983 R. Husein Wangsaatmaja
22 1983-1993 H. Ateng Wahyudi
23 1993-1998 Wahyu Hamidjaja
24 1998-2003 Aa Tarmana
25 2003-sekarang H.Dada Rosada
Masa Peristiwa
1488 Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran
1799 Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni
1811 Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung
1906 Gemeente Bandoeng
1917 Burgemeester Van Bandoeng yang pertama
1926 Staadsgemeente Bandoeng
1942 Bandung Si
1945 Pemerintah Nasional kota Bandung
1949 Haminte Bandung
1950 Kota Besar Bandung
1957 Kotapraja Bandung
1966 Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung
1974 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Harga Spesial Untuk Kopi Cleng Rp 120.000 x 10 saset,
COD DIANTAR LANGSUNG RP 150.000 X 10 SASET
Silahkan Kontak Kami Call 081373090881
Pn BB 27043D02
Kunjungi Toko Toko Kami Wilayah Bandung
# Pusat Shoping Kopi Cleng
# , Pusat Supplier Obat Herbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar